Pertama kali mengetahui istilah dakwah humanis saat mendengar ceramah almarhum Sang Pria, (Ayahanda H. Muhsin Bilfaqih). Kurang lebih, beliau berujar begini:
"Tantangan umat ke depan adalah berhadapan dengan globalisasi. Di era ini, semua ektor kehidupan akan diperhadapkan dengan beragam konflik. Mulai dari masalah politik, sosial dan ekonomi. Sementara itu, Kita dituntut untuk mampu menyelesaikan problem-problem tersebut. Dalam sejarahnya, Islam datang sebagai tawaran terbaik demi menyelamatkan manusia dari ragam konflik tersebut. Tauhid hadir bukan semata-mata menjadikan manusia di luar Islam untuk memeluk agama ini secara formal. Namun, kehadiran Sayyidul Wujud Muhammad Saw adalah bentuk perjuangan mengembalikan hakikat kemanusiaan sebagaimana yang dicita-citakan Sang Pencipta.
"Dulu, Nabi memerangi penganut paganisme (penyembah berhala) itu tujuannya agar ummat terhindar dari praktek kehidupan yang mensejahterahkan kaum elit, serta menyengsarakan rakyat. Mengapa? Karena penyembahan berhala mewajibkan penganutnya mengeluarkan harta demi patung-patung sesembahan yang bisu, sementara harta yang dikumpulkan tersebut dinikmati oleh kaum kafir Quraisy. Orang kaya semakin kaya, yang miskin semakin menderita.
"Maka, Islam datang untuk melawan penindasan tersebut. Islam hadir dengan spirit kemanusiaan. Islam tidak mengganggu agama samawi yang berorientasi kepada semangat keilahian. Namun, yang diperangi adalah sistem kapitalisme ala kaum elit Quraisy.
"Beginilah praktek Dakwah Humanis, yakni sebuah seruan untuk membela kemanusiaan, menyelamatkan umat dari kemiskinan, kebodohan, ketidak-adilan dan perbudakan."
Bersambung ...
===
Malam ini, Kami mengenangmu, Aba !
Taufik Bilfaqih, Ketua Yayasan
Komentar