![]() |
Foto bersama Panglima TNI dan ulama Sulut. Foto: beny adrian |
Kondisi aman dan nyaman selama berlangsungnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, menjadi atensi utama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Karena itu dalam kunjungan kerjanya, Panglima TNI selalu menekankan kepada prajurit TNI dan juga Polri soal netralitas. Bahwa TNI harus bersikap netral dan tidak memihak.
Prajurit TNI juga diingatkan untuk tidak coba-coba memanfaatkan fasilitas kedinasan dalam membantu salah satu kontestan.
Sekalipun kepada mantan anggota TNI yang kebetulan mencalonkan diri dalam Pilkada saat ini, Marsekal Hadi tidak memberikan sedikitpun ruang kepada prajurit yang mencoba membantu.
“Nanti ada sanksinya sesuai aturan yang berlaku bagi yang menggunakan fasilitas dinas,” tegas Panglima TNI di hadapan 2.000 prajurit TNI dan Polri di hangar Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin, Makassar (12/4/2018).
Jika secara interal Panglima TNI memberikan pengarahan kepada para prajurit, maka kepada stakeholder bangsa lainnya, Panglima TNI juga mulai membuka komunikasi dengan para tokoh agama.
Setelah menjalani serangkaian kegiatan yang padat di pulau terdepan Miangas di Sulawesi Utara (13/4/2018), Panglima TNI yang baru saja mendarat di Bandara Sam Ratulangi Manado dari Miangas, langsung mengadakan pertemuan dengan para ulama Sulawesi Utara.
Pertemuan menjelang sore itu berlangsung di lantai dua Ruangan VIP Pemerintah Provinsi Sulut Bandara Sam Ratulangi.
Dalam pertemuan tersebut, hadir KH Rojali M Noor yang merupakan Dewan Penasehat Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) Sulawesi Utara dan Pimpinan Pondok Karya Pembangunan. Ia didampingi Ketua MUI Sulut KH Abdul Wahab Abdul Gafur Lc, Wasekjen PBNU yang juga Sekjen MDHW Hery Heryanto Azumi, dan Ustaz Yasser Bachmid Lc.
Sementara Panglima TNI didampingi KSAD Jenderal TNI Mulyono, Pangdam XIII Merdeka Mayjen TNI Madsuni, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Kustanto, Kapuspen TNI Mayjen TNI MS Fadhilah, dan Asops Kapolri Irjen Pol Deden Juhara.
Kepada para ulama, Marsekal Hadi menyampaikan kondisi aktual Pilkada saat ini yang tengah berlangsung dan semuanya berada dalam kondisi kondusif.
Panglima berharap kondisi seperti ini terus berlangsung dan secara bersama-sama TNI-Polri dan para ulama menjaganya demi terciptanya ketentraman bersama.
Para ulama dan Panglima TNI kemudian secara bersama-sama berkomitmen untuk menyukseskan Pilkada dan Pilpres.
KH Rojali M. Noor yang mewakili para ulama menyampaikan dukungannya kepada Panglima TNI terkait Pilkada.
“Apa yang diinginkan Bapak Panglima, sudah jauh sebelumnya kami sebagai umat islam, bahwa apa yang Bapak harapkan sudah selalu kami berdoa setiap saat, yaitu tentang keselamatan kesuksesan dalam menghadapi tahun pemilu,” ujar KH Rojali.
Meski berlangsung singkat, namun pertemuan ini penuh makna dengan diterimanya Panglima TNI oleh para ulama Sulut. Apalagi ketika KH Rojali mengatakan bahwa Marsekal Hadi adalah cucunya ulama NU.
“Panglima ini adalah cucunya KH Masykur pendiri Laskar Sabilillah, jadi beliau orang kyai juga, kyai tentara, Panglima Nusantara,” jelas KH Rojali mencairkan suasana.
KH Masykur adalah pendiri Laskar Sabilillah dalam masa perjuaangan. Menjelang pertempuran 10 November 1945, KH Masykur memimpin Laskar Sabilillah dari Malang menuju Surabaya.
“Kami senang bisa bertemu dengan Panglima di tengah kesibukan, dan berharap di setiap kunjungan kerja Panglima, selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan para ulama, 10 menit pun cukup,” ucap Ustaz Yasser Bachmid Lc.
Pertemuan yang berlangsung singkat dan padat itu diakhiri dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Ustaz Yasser Bachmid Lc.
Teks: beny adrian
mylesat.com
Komentar