PHBI Bitung Gelar Silaturahim. Hb. Muhsin Ingatkan Hubbul Wathon

Hb. Muhsin Bilfagih bersama para tokoh Kota Bitung
alhikam-indonesia.com | Kegiatan memperingati Tahun Baru Hijriah di Kota Bitung pada malam ini, Kamis (21/09), berlangsung khidmat. Penyelenggara Hari-hari Besar Islam (PHBI) Kota Bitung memilih untuk menggelar silaturahim akbar bersama tokoh dan masyarakat Muslim. Hadir juga pada agenda tersebut kalangan non-muslim, baik para tokoh, pejabat hingga elemen masyarakat lainnya.

Suasana hadirin
Pada momentum kali ini, Hb. Muhsin Bilfagih (Pengasuh Yayasan Al Hikam Cinta Indonesia), bertindak sebagai pembawa hikmah. Dalam tausiahnya, beliau memaparkan makna dan subtansi dari nilai pergantian hijriah yang bertepatan masuk ditahun ke 1439. “Sudah umum kita ketahui, bahwa hakikat pergantian tahun hijriah sebagai ajang untuk kita melakukan hijrah dari sejarah hidup yang gelap menuju terang benderang. Tapi tidak banyak yang mau dan secara sadar akan melakukan perubahan-perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Tahukah kita, makna lain dari kata hijrah adalah putus hubungan atau pindah tempat ke tempat lainnya, sebagaimana yang dilakukan Sayyidil Wujud Muhammad Saw. Secara subtansial, Saya ingin menegaskan, bahwa hijrah itu bermakna sebagai upaya untuk melakukan pindahan, perubahan perilaku, perubahan sosial, bahkan perubahan berbagai aspek dari yang skeptis menjadi insan yang produktif” Ujar tokoh NU Sulawesi Utara ini.

Hampir disetiap daerah, umat Islam menggelar kegiatan refleksi Tahun Baru Hijriah. Mulai dari pawai obor, pengajian hingga acara-acara yang bernuansa religi lainnya. Dalam konteks Sulawesi Utara, khususnya Kota Bitung, sebagai wilayah yang heterogen (beragam), kegiatan perpindahan tahun baru Islam ini juga diramaikan oleh kalangan pemeluk agama lain. Tak heran, pada acara silaturahim, PHBI mengambil tema Dengan Masyarakat Multikultural, Kita Jadikan Tahun Baru Hijriah Sebagai Momen Membangun Pesona Budaya Islam Yang Menitik-Beratkan Pada Pembangunan Menuju Bitung Yang Rukun.

Berdasarkan tema tersebut, Hb. Muhsin mengingatkan audiens tentang pentingnya kembali menyadari posisi umat Islam yang berada di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar senantiasa cinta tanah air (Hubbul Wathon) melalui ajaran-ajaran agama. “Kita harus sadar posisi. Di negeri ini, secara kritis perlu dipahami bahwa ada pedoman hidup secara privat dan publik. Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu adalah agama privat kita. Kita harus mengimaninya dengan sungguh-sungguh. Sementara dalam konteks keindonesiaan, Pancasila adalah ‘agama’ publik kita. Jangan sampai kita menganggap bahwa Pancasila bertentangan dengan ajaran agama. Jika penghayatan terhadap agama privat dan publik ini berjalan dengan baik, niscaya bangsa Indonesia tidak akan mudah dihasut, diganggu, bahkan dibuat ribut hanya karena masalah-masalah yang tidak subtantif. Oleh karena itu, jadikanlah pelajaran hijrah sebagai ajang untuk meninggalkan pemahaman yang sempit dalam beragama dan bernegara.” Jelas tokoh yang saat ini menjabat sebagai staf khusus Bupati Minahasa Tenggara.
Tampak situasi acara
Selain Hb. Muhsin, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bitung, Ulyas Taha, juga berkesempatan memberikan sambutan. Menurutnya, kegiatan-kegiatan ceremonial pada pergantian tahun hijriah sangat kental di Bumi Nyiur Melambai. “Di Sulut, sangat kuat tradisi perayaan pergantian tahun hijriah dengan model seperti ini.” Ujar Wakil Ketua Tanfidz PWNU Sulut tersebut. Ia pun menambahkan, bahwa pemikiran Hb. Muhsin yang dituangkan dalam ceramahnya merupakan pelajaran berharga bagi umat beragama di Kota Bitung. “Apa yang disampaikan Hb. Muhsin tadi adalah benar. Cinta agama harus dibarengi dengan menghormati tanah air kita. Ide-ide beliau sangat bagus sebagai tokoh Muslim di Sulut. Makanya kita berharap beliau berkenan untuk kita calonkan sebagai anggota dewan di Bitung sebagai perwakilan umat Islam” tambah Ulyas yang disambut tawa dan tepuk tangan para hadirin.

Kedua tokoh NU ini, Hb. Muhsin dan Ulyas Taha, seirama untuk mengingatkan umat dalam mencintai tanah air (hubbul wathon). Melalui kesempatan silaturahim tersebut, keduanya kompak dalam mengajak semua pihak agar mau hijrah dari pola hidup yang tidak harmonis menuju pada tatanan peradaban hakiki; saling rukun, cinta damai dan peka terhadap masalah sosial.

Acara ini juga dihadiri Sekretaris Kota Bitung (Audi Pangemanan), Ketua PHBI Bitung (Hi. Ramlan), Ketua PPP Kota Bitung (Hi. Lukman Lamato), serta petinggi daerah tersebut. Kegiatan pun diakhiri dengan doa bersama. (Adm)

Komentar