Ini Tentang Baginda Nabi Saw (I)

Bismillahirrahmanirrahim. 

Saya memulai menulis dengan menyebut nama Dzat Yang Maha Tinggi. Sambil mengharapkan curahan segala rahmat dan berkah, karena sesuatu yang telah diberikan-Nya dan di anugerahkan-Nya. Saya pun melanjutkan kedua kalinya dengan memanjatkan puja dan puji yang datang dengan mudah dan tanpa kesulitan.

Sambil menumpang dari rasa syukur yang indah sebagai kendaraannya. Saya memohon rahmat dan sejahtera  atas Nabi yang merupakan Nur bersifat terdahulu dan permulaan. Itulah Nur yang berpindah-pindah kepada wajah-wajah orang mulia yang dijanjikan.

Saya memohon pemberian Allah berupa ridha, khusus kepada keluarga yang suci dari Nabi Muhammad saw. Semoga melimpah dengan merata kepada para sahabat dan para pengikut serta orang-orang yang mencintainya.  Saya memohon petunjuk untuk menempuh beberapa jalan yang jelas dan terang.

Saya memohon perlindungan dari kesesatan pada tempat-tempatnya kesalahan sehingga dalam menulis kisah lahirnya manusia utama ini akan sempurna menjemput keindahan. Saya sajikan kisah kelahiran beliau ini bagaikan pakaian yang bagus dan penuh kesucian.

Ketika uraian dimulai, rasanya gemetar kagum hati ini apatah lagi hendak membayangkan cikal bakal turunan mulia yang tak luput dalam catatan ini. Dengan membuat uraian dari turunan nan agung, seolah untaian kalung permata yang menghiasi para pembaca yang mencintai mereka.

Saya memohon dengan daya dan kekuatan Allah Yang Maha Perkasa, karena sesungguhnya tiada daya dan tiada kekuatan kecuali hanya dengan kekuatan Allah SWT.  

Inilah Sayyidina Muhammad, ayahnya adalah sayid Abdullah bin Abdul Mutthalib. Adapun nama aslinya adalah  "Syaibatul Hamdi" yang mengandung makna "manusia terpuji dari segala prilaku sepanjang zaman".

Abdul Mutthalib adalah putra dari Sayyid Hasyim, sedangkan nama aslinya "Amr" putra sayyid Abdi Manaf yang nama aslinya adalah "Al Mughirah" yang mengandung arti orang yang selalu bertambah pangkat dan kedudukannya karena berbudi luhur tak terbantahkan.

Al Mughirah putra Sayyid Qushayyi yang keaslian namanya adalah "Mujammi". Beliau dinamakan Qushayyi karena mengasingkan diri di negeri Qudha'ah yang sangat jauh terpencil. Namun akhirnya Qushayyi ditakdirkan Allah dapat kembali ke Tanah Haram yang mulia, sambil memelihara hukum dan peraturan perundang-undangan di sana.

Sayyid Mujammi adalah putra Sayyid Kilab yang nama aslinya Hakim putra Sayyid Murrah putra Sayyid Ka'ab  putra Sayyid Luay putra Sayyid Ghalib Fihrin yang nama aslinya adalah Quraisy. Itulah cikal bakalnya yang kemudian disebut "suku bangsa quraisy".

Adapun keturunan pendahulunya disebut bangsa Kinani sebagaimana kecenderungan banyak orang yang suka menyebutnya. Sayyid Fihrin adalah putra Sayyid Malik putra Sayyid An Nadir putra Kinanah putra Khuzaimah putra Mudrikah putra Sayyid Ilyas dan beliau adalah orang yang menghadiahkan seekor Unta untuk disembelih di bumi Haram Makkah Almukarramah.

Ada suatu keajaiban, bahwa terdengarlah dalam tulang rusuknya Ilyas akan suara Nabi yang sedang berzikir dan bertalbiyah kepada Allah SWT. Adapun Sayyid Ilyas putra dari Sayyid Nizar putra Sayyid Ma'ad putra Sayyid Adnan. Inilah silsilah yang terurai sebagaimana kalung permata yang tinggi nilainya. Adapun silsilah Nabi Muhammad SAW naik sampai kepada Nabi Ibrahim Al-Khalil, hanya saja Nabi Muhammad melarang dan tidak suka menyebutnya.

Jika kita akan lebih jauh menelusuri oto-biografi tentang  Sayyid Adnan, sudah tidak diragukan lagi bahwa beliau adalah keturunan dari  Adzabin Nabi Ismail yang disebut turunan bangsawan.

Alangkah besarnya keagungan keturunan Nabi Muhammad, bagaikan untaian kalung permata yang gemerlap solah bintang-bintang bermandikan cahaya intan.

Dari sejumlah silsilah ini,Nabi Muhammad adalah merupakan penengah untaian yang terpilih. Nasab Nabi adalah sebagaimana yang diduga adalah pratanda ketinggian dengan segala hiasannya terkesan bagai untaian rumpun bintang Jauza'u.  Alangkah indahnya nasab yang teehimpun oleh para manusia agung dan menjadi kebanggaan .

Jika kita mau lebih detail menyimpulkan bahwa Nabi termasuk di dalamnya sebagai berlian yang tiada tara dan sangat terpelihara pribadinya. Alangkah mulianya menjadi suatu nasab yang telah disucikan oleh Allah dari mesumnya dimasa jahiliah. Begitulah antara lain referensi tentang hadits-hadits dalam rangkaian kata-kata yang enak dan mudah sesuai hasil yang didapati.

Yang penting difahami adalah bagaimana para leluhur Nabi, demi keutamaan dan keagungan Nabi, mereka selalu terjaga dari perbuatan maksiat dan kemesuman . Kepada bapak-bapaknya yang mulia-mulia tak sedikitpun pernah trrperangkap pada perbuatan tercela, hal ini cukup beralasan mengingat akan trrjaganya nama baik manusia utama yang kelak terlahir dimuka bumi.

Turunan suci ini benar-benar terjaga dari sifat tercela, sejak dari Nabi Syits bin Nabi Adam hingga pada ayah dan bundanya. Hal ini pratanda kemulyaan yang tertitis dari Nur kenabian yang berpindah-pindah pada garis leluhurnya yang indah cemerlang.

Titik nur cahaya kenabian itu sempat mampir di dua kening kakeknya Abdul Mutthalib beserta putranya yang bernama Sayyid Abdullah. Nur adalah esensi keberadaan Allah SWT. Sedangkan Nabi Muhammad SAW adalah esensi adanya NUR yang di beri nama  Nur Muhammad.  Ketika Allah menghendaki untuk melahirkan kenyataan hakikat Nabi Muhammad SAW,  maka terlahirlah berupa raga dan jiwa yang memuat sifat bathiniyah yang penuh keteladanan.

Tercatat ada 13 titik tempat berpindah-pindah nur kenabian itu hingga menetap dalam rahim dewi yang mulia, dialah bunda tercinta Sitti  Aminah yang bergelar Zuh'roh. Sungguh Allah SWT memang Maha dekat dan mengabulkan doa, telah menentukan sang Dewi Aminah sebagai ibu dari Nabi pilihan Nya.

Untuk lebih rincinya ke 13 Nur kenabian itu telah Allah tetapkan pada :
1.    Hakikat Nur
2.    Al-Lauh
3.    Al-Qalam
4.    Al-Arsy
5.    Al-Aqal 
6.    Nurul Arsy
7.    Ma'rifat 
8.    Adam 
9.    Hawa 
10. Syist 
11. Abdul Mutthalib 
12. Abdullah 
13. Muhammad SAW.

Inilah yang menjadi cikal bakal bertumpunya penyebab alam semesta dicipta dengan berbagai maksud dan tujuannya.

Bertitik tolak dari berpindah-pindahnya Nur kenabian itu , ketika sampai dirahim Dewi Aminah sang wanita termujur hasil seleksi Allah, maka seluruh alam semesta dari penjuru langit hingga pelosok bumi di umumkan Ilahi tentang detik-detik akan lahirnya manusia suci teladan ini.

Setiap orang yang merasakan suasana itu selalu merindukan atas cepatnya kelahiran Nabi SAW yang menggembirakan itu. Dapat dibayangkan, betapa keadaan bumi yang telah lama mengalami kegersangan, tiba-tiba terhias tumbuh-tumbuhan yang subur bagaikan hamparan kain sutra. Betapa buah-buahanpun tumbuh melimpah, masak dan dengan melengkung batang kayunya, demi memudahkan bagi setiap orang yang memetiknya.

Keajaiban lain yang timbul adalah setiap yang melata dibumi dari hewan milik bangsa Arab Quraisy, semua seolah memperbincangkan tentang kehamilan Sitti Aminah yang mengandung bayi sang kekasih Allah, dengan bahasa arab yang bernilai sastra yang tinggi.

Pintu keajaiban yang lain adalah tersungkurnya istana-istana kerajaan serta hancurnya berhala-berhala sesembahan yang beribu-ribu tahun dipuja. Salah satu bentuk mu'jizat utama adalah bergembiranya setiap hewan liar dari segala penjuru timur maipun barat.

Segenap makhluk di alam dunia ini begitu merasa bahagia, disana sini membicarakan tentang sifat-sifat keutamaannya, bagaikan mabuk akan ke asyikannya.

Tak kalah pentingnya betapa bangsa Jini merasa gembira atas semakin dekatnya kelahiran Nabi dan betapa rusaknya ramalan para Klenik, juga betapa lahirnya perasaan takut dan prihatin bagi setiap Pendeta Nasrani.

Malaikat Jibril tiba-tiba berdiri tegak dihadapan Sitti Aminah (walau dalam sumber lain berpendapat bahwa  itu adalah mimpi yang indah), Jibril berkata kepadanya:  Bahwa sungguh engkau telah mengandung seorang yang menjadi pemimpin diseluruh alam ini dan menjadi Nabi terbesar dalam tataran Ulul'Azmi.

Kepada  Aminah, Jibril berkata:  Duhai bunda terhormat, jika bayi dalam kandungan itu lahir berilah dia nama "Muhammad" yang memiliki sifat terpuji yang sempurna.

RAHMATAN LIL'ALAMIN 
Ketika kandungan bunda telah sempurna dalam kurun waktu dua bulan, wafatlah sang Ayah yang berakhlak mulia, Abdulah bin Abdul Mutthalib di dusun terpencil antara Makkah dan Madinah (lebih dekat ke Madinah).

Perjalanan yang ditempuh Abdullah selain titian muhibah, juga dalam rangka kunjungan silaturrahim ke paman-pamannya keturunan Sayyid Ady dari golongan suku Najjar di Madinah. Ayah Nabi tinggal di tempat mereka sebulan penuh dalam kondisi sakit dan cukup mendapat perawatan mereka.

Terkuburlah nama Sayyid Abdullah ayah Nabi itu dalam belasungkawa yang agak panjang. Sekitar tujuh bulan sepeninggal beliau maka gemparlah seluruh alam persada ini karena akan lahirnya manusia Multi Dimensi, Basyarun Lakal Basyar, dialah Sayyidil Wujud Nabi mulia akhiruzzaman.

Sembilan bulan sembilan hari, itulah kepastian kesempurnaan usia Rahim Bunda Aminatuzzuhriyah. Angka sembilan adalah hitungan spektakuler yang mengandung makna yang paling dalam bagi semua orang.

Kita akan kenang dan merenung kembali betapa angka sembilan memiliki spirit dan filosofis yang tinggi. Contoh saja, salah satu dari ajaran Nabi adalah ucapkan Syahadah pada setiap akan shalat sehari semalam yakni kesemuanya 9 kali dalam shalat Wajib. Antara lain: Satu kali di saat Subuh;  Dua kali disaat Dhuhur; Dua kali disaat Ashar; Dua kali di saat Maghrib; Dua kali disaat Isya.

Syahadat itu merupakan alat back up bagi muslim agar terhindar dari sifat Syirik. Syahadat adalah Fondasi Peneguh Kekuatan yang paling mendasar dalam menjaga kedigdayaan jiwa setiap orang. Syahadat merupakan pernyataan sikap Makhluk kepada Khalik akan kesetiaan dan konsistensinya dalam rangka meyakini akan kemanunggalan Khalik .

Diangkatnya Syahadat dalam lembaran otobiografi kelahiran Nabi adalah maha penting, mengingat pokok ajaran Syahadat adalah bagian dari rahasia evolusi penciptaan Nur Muhammad yang secara pisik itulah Nabi Muhammad SAW.

Lebih jauh dari ajaran Nabi SAW adalah bagaimana setiap kita tidak hanya bisa mengucapkan Syahadat, akan tetapi bagaimana setiap hamba merasakan dan menikmati manisnya Syahadat itu, sehingga dampak yang terjadi adalah lahirnya kedekatan dan keakraban hamba dengan Ilahi. Ungkapan Syahadat tidak hanya bermakna  "Saya bersaksi tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah dan saya bersaksi Muahammad utusan Allah", melainkan mengandung arti yanh sangat esensial.

Ajaran yang lebih esensi ini memang tidak menjadi pelajaran standard untuk umum, mengingat tidak semua sahabat Nabi didisik oleh Nabi tentang hal itu. Contoh saja adalah manusia utama yang mendapatkan ke ilmuan hakiki ini hanyalah menantu dan sepupu beliau khalifah ke empat  Sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Dalam ajaran intinya, Khalifah Ali mengatakan bahwa "ucapan Syahadat dapat dinamakan sebagai bentuk penyaksian antara hamba dengan dirinya sendiri". Dalam kaitan ini perlu ungkapan Syahadat ini dirasakan dan dinikmati, jika hal ini bisa terjadi maka hamba akan sampai pada derajat bebas nilai, akan lahir hamba yang berkwalitas dalam memainkan peranan penting selaku khalifatun fil-ardh didunia maupun akhirah.

Secara detail perincian Syahadat dan fenomenanya akan di sajikan pada bab berikut, mengingat catatan otobiografi Nabi yang merupakan tujuan penulisan ini tidak jauh meninggalkan garis penentu dari benak pembaca. 

Beberapa saat ketika Bayi terhormat ini akan dilahirkan, datanglah sebuah ketentuan Ilahi, hadirnya Dua wanita syurga, mereka adalah Sitti Asiah dan Siti Maryam sang wanita-wanita ternama .

Sitti Asiah dan Sitti Maryam datang diiringi para wanita syurga (bidadari) yang kecantikan mereka tak tertandingi. Dengan munculnya para wanita dewi dari syurga ini, maka itulah pratanda bahwa bunda Aminah segera melahirkan manusia agung utusan Allah, dan lahirnya Sayyidil Wujud Nabi Muhammad SAW. Ahlan wa sahlan ya Rasulullah. .


 Muhsin Bilfagih

Komentar