Bismillahirrahmanirrahim.
Saya memulai menulis dengan menyebut nama Dzat Yang Maha Tinggi.
Sambil mengharapkan curahan segala rahmat dan berkah, karena sesuatu yang telah
diberikan-Nya dan di anugerahkan-Nya. Saya pun melanjutkan kedua kalinya dengan
memanjatkan puja dan puji yang datang dengan mudah dan tanpa kesulitan.
Sambil menumpang dari rasa syukur yang indah sebagai
kendaraannya. Saya memohon rahmat dan sejahtera atas Nabi yang merupakan
Nur bersifat terdahulu dan permulaan. Itulah Nur yang berpindah-pindah kepada
wajah-wajah orang mulia yang dijanjikan.
Saya memohon pemberian Allah berupa ridha, khusus kepada
keluarga yang suci dari Nabi Muhammad saw. Semoga melimpah dengan merata kepada
para sahabat dan para pengikut serta orang-orang yang mencintainya. Saya
memohon petunjuk untuk menempuh beberapa jalan yang jelas dan terang.
Saya memohon
perlindungan dari kesesatan pada tempat-tempatnya kesalahan sehingga dalam
menulis kisah lahirnya manusia utama ini akan sempurna menjemput keindahan. Saya
sajikan kisah kelahiran beliau ini bagaikan pakaian yang bagus dan penuh
kesucian.
Ketika uraian dimulai, rasanya gemetar kagum hati ini apatah
lagi hendak membayangkan cikal bakal turunan mulia yang tak luput dalam catatan
ini. Dengan membuat uraian dari turunan nan agung, seolah untaian kalung
permata yang menghiasi para pembaca yang mencintai mereka.
Saya memohon dengan daya dan kekuatan Allah Yang Maha Perkasa,
karena sesungguhnya tiada daya dan tiada kekuatan kecuali hanya dengan kekuatan
Allah SWT.
Inilah Sayyidina Muhammad, ayahnya adalah sayid Abdullah bin
Abdul Mutthalib. Adapun nama aslinya adalah "Syaibatul Hamdi"
yang mengandung makna "manusia terpuji dari segala prilaku sepanjang
zaman".
Abdul Mutthalib adalah putra dari Sayyid Hasyim, sedangkan nama
aslinya "Amr" putra sayyid Abdi Manaf yang nama aslinya adalah
"Al Mughirah" yang mengandung arti orang yang selalu bertambah
pangkat dan kedudukannya karena berbudi luhur tak terbantahkan.
Al Mughirah putra Sayyid Qushayyi yang keaslian namanya adalah
"Mujammi". Beliau dinamakan Qushayyi karena mengasingkan diri di
negeri Qudha'ah yang sangat jauh terpencil. Namun akhirnya Qushayyi ditakdirkan
Allah dapat kembali ke Tanah Haram yang mulia, sambil memelihara hukum dan
peraturan perundang-undangan di sana.
Sayyid Mujammi adalah putra Sayyid Kilab yang nama aslinya Hakim
putra Sayyid Murrah putra Sayyid Ka'ab putra Sayyid Luay putra
Sayyid Ghalib Fihrin yang nama aslinya adalah Quraisy. Itulah cikal
bakalnya yang kemudian disebut "suku bangsa quraisy".
Adapun keturunan pendahulunya disebut bangsa Kinani sebagaimana kecenderungan
banyak orang yang suka menyebutnya. Sayyid
Fihrin adalah putra Sayyid Malik putra Sayyid An Nadir putra
Kinanah putra Khuzaimah putra Mudrikah putra Sayyid Ilyas dan
beliau adalah orang yang menghadiahkan seekor Unta untuk disembelih di bumi
Haram Makkah Almukarramah.
Ada suatu keajaiban, bahwa terdengarlah dalam tulang
rusuknya Ilyas akan suara Nabi yang sedang berzikir dan bertalbiyah
kepada Allah SWT. Adapun Sayyid Ilyas putra dari Sayyid Nizar putra
Sayyid Ma'ad putra Sayyid Adnan. Inilah silsilah yang terurai sebagaimana
kalung permata yang tinggi nilainya. Adapun silsilah Nabi Muhammad SAW naik
sampai kepada Nabi Ibrahim Al-Khalil, hanya saja Nabi Muhammad melarang dan
tidak suka menyebutnya.
Jika kita akan lebih jauh menelusuri oto-biografi tentang
Sayyid Adnan, sudah tidak diragukan lagi bahwa beliau adalah keturunan
dari Adzabin Nabi Ismail yang disebut turunan bangsawan.
Alangkah besarnya keagungan keturunan Nabi Muhammad, bagaikan
untaian kalung permata yang gemerlap solah bintang-bintang bermandikan cahaya
intan.
Dari sejumlah silsilah ini,Nabi Muhammad adalah merupakan
penengah untaian yang terpilih. Nasab Nabi adalah sebagaimana yang diduga
adalah pratanda ketinggian dengan segala hiasannya terkesan bagai untaian
rumpun bintang Jauza'u. Alangkah indahnya nasab yang teehimpun oleh para
manusia agung dan menjadi kebanggaan .
Jika kita mau lebih detail menyimpulkan bahwa Nabi termasuk di
dalamnya sebagai berlian yang tiada tara dan sangat terpelihara pribadinya. Alangkah
mulianya menjadi suatu nasab yang telah disucikan oleh Allah dari mesumnya
dimasa jahiliah. Begitulah antara lain referensi tentang hadits-hadits dalam
rangkaian kata-kata yang enak dan mudah sesuai hasil yang didapati.
Yang penting difahami adalah bagaimana para leluhur Nabi, demi
keutamaan dan keagungan Nabi, mereka selalu terjaga dari perbuatan maksiat dan
kemesuman . Kepada bapak-bapaknya yang mulia-mulia tak sedikitpun pernah
trrperangkap pada perbuatan tercela, hal ini cukup beralasan mengingat akan
trrjaganya nama baik manusia utama yang kelak terlahir dimuka bumi.
Turunan suci ini benar-benar terjaga dari sifat tercela, sejak
dari Nabi Syits bin Nabi Adam hingga pada ayah dan bundanya. Hal ini pratanda
kemulyaan yang tertitis dari Nur kenabian yang berpindah-pindah pada garis
leluhurnya yang indah cemerlang.
Titik nur cahaya kenabian itu sempat mampir di dua kening kakeknya Abdul
Mutthalib beserta putranya yang bernama Sayyid Abdullah. Nur adalah esensi
keberadaan Allah SWT. Sedangkan Nabi Muhammad SAW adalah esensi adanya NUR yang
di beri nama Nur Muhammad. Ketika Allah menghendaki untuk
melahirkan kenyataan hakikat Nabi Muhammad SAW, maka terlahirlah berupa
raga dan jiwa yang memuat sifat bathiniyah yang penuh keteladanan.
Tercatat ada 13 titik tempat berpindah-pindah nur kenabian itu
hingga menetap dalam rahim dewi yang mulia, dialah bunda tercinta Sitti
Aminah yang bergelar Zuh'roh. Sungguh
Allah SWT memang Maha dekat dan mengabulkan doa, telah menentukan sang Dewi
Aminah sebagai ibu dari Nabi pilihan Nya.
Untuk lebih rincinya ke 13 Nur kenabian itu telah Allah tetapkan
pada :
1. Hakikat Nur
2. Al-Lauh
3. Al-Qalam
4. Al-Arsy
5. Al-Aqal
6. Nurul Arsy
7. Ma'rifat
8. Adam
9. Hawa
10. Syist
11. Abdul Mutthalib
12. Abdullah
13. Muhammad SAW.
Inilah yang menjadi cikal bakal bertumpunya penyebab alam
semesta dicipta dengan berbagai maksud dan tujuannya.
Bertitik tolak dari berpindah-pindahnya Nur kenabian itu ,
ketika sampai dirahim Dewi Aminah sang wanita termujur hasil seleksi Allah,
maka seluruh alam semesta dari penjuru langit hingga pelosok bumi di umumkan
Ilahi tentang detik-detik akan lahirnya manusia suci teladan ini.
Setiap orang yang merasakan suasana itu selalu merindukan atas
cepatnya kelahiran Nabi SAW yang menggembirakan itu. Dapat dibayangkan, betapa
keadaan bumi yang telah lama mengalami kegersangan, tiba-tiba terhias
tumbuh-tumbuhan yang subur bagaikan hamparan kain sutra. Betapa buah-buahanpun
tumbuh melimpah, masak dan dengan melengkung batang kayunya, demi memudahkan
bagi setiap orang yang memetiknya.
Keajaiban lain yang timbul adalah setiap yang melata dibumi dari
hewan milik bangsa Arab Quraisy, semua seolah memperbincangkan tentang
kehamilan Sitti Aminah yang mengandung bayi sang kekasih Allah, dengan bahasa
arab yang bernilai sastra yang tinggi.
Pintu keajaiban yang lain adalah tersungkurnya istana-istana
kerajaan serta hancurnya berhala-berhala sesembahan yang beribu-ribu tahun
dipuja. Salah satu bentuk
mu'jizat utama adalah bergembiranya setiap hewan liar dari segala penjuru timur
maipun barat.
Segenap makhluk di alam dunia ini begitu merasa bahagia, disana
sini membicarakan tentang sifat-sifat keutamaannya, bagaikan mabuk akan ke
asyikannya.
Tak kalah pentingnya betapa bangsa Jini merasa gembira atas
semakin dekatnya kelahiran Nabi dan betapa rusaknya ramalan para Klenik, juga
betapa lahirnya perasaan takut dan prihatin bagi setiap Pendeta Nasrani.
Malaikat Jibril tiba-tiba berdiri tegak dihadapan Sitti Aminah
(walau dalam sumber lain berpendapat bahwa itu adalah mimpi yang indah),
Jibril berkata kepadanya: Bahwa
sungguh engkau telah mengandung seorang yang menjadi pemimpin diseluruh alam
ini dan menjadi Nabi terbesar dalam tataran Ulul'Azmi.
Kepada Aminah, Jibril berkata: Duhai bunda terhormat, jika bayi dalam kandungan itu lahir berilah dia
nama "Muhammad" yang memiliki sifat terpuji yang sempurna.
RAHMATAN LIL'ALAMIN
Ketika kandungan bunda telah sempurna dalam kurun waktu dua
bulan, wafatlah sang Ayah yang berakhlak mulia, Abdulah bin Abdul Mutthalib di
dusun terpencil antara Makkah dan Madinah (lebih dekat ke Madinah).
Perjalanan yang ditempuh Abdullah selain titian muhibah, juga
dalam rangka kunjungan silaturrahim ke paman-pamannya keturunan Sayyid Ady dari
golongan suku Najjar di Madinah. Ayah Nabi tinggal di tempat mereka sebulan
penuh dalam kondisi sakit dan cukup mendapat perawatan mereka.
Terkuburlah nama Sayyid Abdullah ayah Nabi itu dalam
belasungkawa yang agak panjang. Sekitar tujuh bulan sepeninggal beliau maka
gemparlah seluruh alam persada ini karena akan lahirnya manusia Multi Dimensi,
Basyarun Lakal Basyar, dialah Sayyidil Wujud Nabi mulia akhiruzzaman.
Sembilan bulan sembilan hari, itulah kepastian kesempurnaan usia
Rahim Bunda Aminatuzzuhriyah. Angka sembilan adalah hitungan spektakuler yang
mengandung makna yang paling dalam bagi semua orang.
Kita akan kenang dan merenung kembali betapa angka sembilan
memiliki spirit dan filosofis yang tinggi. Contoh saja, salah satu dari ajaran
Nabi adalah ucapkan Syahadah pada setiap akan shalat sehari semalam yakni
kesemuanya 9 kali dalam shalat Wajib. Antara lain: Satu kali di saat
Subuh; Dua kali disaat Dhuhur; Dua kali disaat Ashar; Dua kali di saat
Maghrib; Dua kali disaat Isya.
Syahadat itu merupakan alat back up bagi muslim agar terhindar
dari sifat Syirik. Syahadat adalah Fondasi Peneguh Kekuatan yang paling
mendasar dalam menjaga kedigdayaan jiwa setiap orang. Syahadat merupakan
pernyataan sikap Makhluk kepada Khalik akan kesetiaan dan konsistensinya dalam
rangka meyakini akan kemanunggalan Khalik .
Diangkatnya Syahadat dalam lembaran otobiografi kelahiran
Nabi adalah maha penting, mengingat pokok ajaran Syahadat adalah bagian dari
rahasia evolusi penciptaan Nur Muhammad yang secara pisik itulah Nabi Muhammad
SAW.
Lebih jauh dari ajaran Nabi SAW adalah bagaimana setiap kita tidak
hanya bisa mengucapkan Syahadat, akan tetapi bagaimana setiap hamba merasakan
dan menikmati manisnya Syahadat itu, sehingga dampak yang terjadi adalah
lahirnya kedekatan dan keakraban hamba dengan Ilahi. Ungkapan Syahadat tidak
hanya bermakna "Saya bersaksi tiada Tuhan yang patut disembah
kecuali Allah dan saya bersaksi Muahammad utusan Allah", melainkan
mengandung arti yanh sangat esensial.
Ajaran yang lebih esensi ini memang tidak menjadi pelajaran
standard untuk umum, mengingat tidak semua sahabat Nabi didisik oleh Nabi
tentang hal itu. Contoh saja adalah manusia utama yang mendapatkan ke ilmuan
hakiki ini hanyalah menantu dan sepupu beliau khalifah ke empat Sayyidina
Ali bin Abi Thalib.
Dalam ajaran intinya, Khalifah Ali mengatakan bahwa "ucapan
Syahadat dapat dinamakan sebagai bentuk penyaksian antara hamba dengan dirinya
sendiri". Dalam kaitan ini perlu ungkapan Syahadat ini dirasakan dan
dinikmati, jika hal ini bisa terjadi maka hamba akan sampai pada derajat bebas
nilai, akan lahir hamba yang berkwalitas dalam memainkan peranan penting selaku
khalifatun fil-ardh didunia maupun akhirah.
Secara detail perincian Syahadat dan fenomenanya akan di sajikan
pada bab berikut, mengingat catatan otobiografi Nabi yang merupakan tujuan
penulisan ini tidak jauh meninggalkan garis penentu dari benak pembaca.
Beberapa saat ketika Bayi terhormat ini akan dilahirkan,
datanglah sebuah ketentuan Ilahi, hadirnya Dua wanita syurga, mereka adalah
Sitti Asiah dan Siti Maryam sang wanita-wanita ternama .
Sitti Asiah dan Sitti Maryam datang diiringi para wanita syurga
(bidadari) yang kecantikan mereka tak tertandingi. Dengan munculnya para wanita
dewi dari syurga ini, maka itulah pratanda bahwa bunda Aminah segera melahirkan
manusia agung utusan Allah, dan lahirnya Sayyidil Wujud Nabi Muhammad SAW.
Ahlan wa sahlan ya Rasulullah. .
Muhsin Bilfagih
Komentar