Kajian Fenomenalogi AL Qur'an Kembali Digelar

AL Hikam, Ba’da Magrib tadi, sahabat-sahabat Al Hikam duduk bareng dengan Habib Muhsin Bilfagih (Pendiri Yayasan Al Hikam). Sebagaimana biasanya, keadaan seperti ini senantiasa di isi dengan diskusi-diskusi ringan tapi mengesankan. Pembahasannya juga seperti umumnya, soal agama, politik, ekonomi, sosial dan lain-lain. Bahkan hingga obrolan yang bersifat humor pun sering saja menghiasi pertemuan-pertemuan rutin tersebut. Kendati bersifat incidental, kongkow bareng Habib kali ini kesannya lebih serius dan penuh dengan dialektika. Tiba-tiba saja Habib mengarahkan forum membahas tentang fenomenalogi Qur’an. 

Habib Muhsin bersama Komdan Arif Sugito
Menariknya, disela-sela fasihnya Habib yang menerangkan, tiba-tiba saja seorang jama’ah meminta Habib untuk menghentikan pembicaraan. Forum sempat terjebak. Bagi sebagian jama’ah, sang Kawan yang interupsi tersebut tidak etis dan mungkin dianggap tidak menyukai pembahasan tersebut. Namun, Habib dengan santun mempersilahkan Si Kawan tadi untuk memberikan opsinya. Ternyata, ia hanya memberikan usul, bagaimana forum dihentikan sejenak agar dapat memberikan kesempatan bagi sahabat-sahabat untuk menyediakan alat tulis, perekam dan perlengkapan lainnya. Termasuk, ia juga bermaksud untuk mengundang jama’ah lainnya agar bisa ikut bergabung. 
Suasana Sahabat Al Hikam ketika menerima ceramah Habib (Foto Tanatidung)

Akhirnya tawaran disepakati. Sebagian jama’ah kembali ke rumah untuk mengambil buku catatan, ada pula yang sudah siap (mereka ini yang selalu merekam proses diskusi dengan Habib, baik secara formal atau disaat diskusi lepas). Obrolan mengenai fenomenalogi al-Qur’an memang sangat menarik. Kita diajak tidak hanya memahami firman Allah dari aspek setiap ayat saja, melainkan juga mempreteli makna kandungan setiap huruf, surat, bahkan aspek psikologis al Qur’an itu sendiri. Pendekatan menghayati kitab suci melalui kajian seperti ini tentunya mampu membuka cakrawala berfikir bahkan membentuk karakter secara lebih inklusif lagi dalam mengamalkan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Sehingga itu, Habib dan beberapa sahabat Al Hikam, mencoba untuk lebih memfokuskan pertemuan-pertemuan yang lebih secara spesifik membahas fenomenalogi qur’an.

Komentar